Minggu, 25 Oktober 2009
Manfaat Biji Kol Brokoli
Biji Kol Brokoli Melindungi Kulit dari Bahaya Sinar Ultraviolet
Kebanyakan orang tahu sayur-sayuran brokoli baik untuk dimakan dan juga dapat membantu sel kulit menangkal bahaya radiasi sinar ultraviolet.
Menurut mereka ekstrak dari biji sayuran kol brokoli yang segar dapat mengurangi warna memerah kerusakan pada kulit. Pada tikus, ekstrak ini telah terbukti dapat membantu sel kulit memerangi kerusakan karena sinar matahari.
“Ini adalah sebuah pembuktian percobaan pertama kali bahwa jaringan kulit manusia dapat terlindung secara langsung dari apa yang dikenal sebagai zat karsinogen (penyebab kanker) pada manusia,” kata Dr. Paul Talaly dari Universitas Johns Hopkins, yang hasil studinya dimuat dalam Laporan Kerja dari The National Academy of Sciences.
“Ini bukan tabir matahari,” kata Talalay dalam wawancara telepon. Tetapi, ekstrak ini dapat membantu membentengi sel kulit untuk melawan radiasi sinar ultraviolet.
Tidak seperti halnya suatu tabir matahari yang punya sebuah pembatas fisik melawan sinar ultraviolet dengan cara menyerap, menghalangi atau me-nyekat cahaya; ekstrak ini membantu mendorong produksi enzim pelindung ultraviolet yang mencegah kerusakan akibat UV, kata Talalay.
Ia sedang mempelajari sulforaphane yaitu suatu persenyawaan dalam ekstrak kol brokoli selama lebih dari 15 tahun. Penelitian ini telah membuktikan mencegah perkembangan tumor pada sejumlah hewan.
Talalay dan teman-temannya telah mencobanya pada enam orang, menguji ekstrak ini dengan dosis yang berbeda pada beberapa potongan kulit, kemudian dihadapkan langsung pada gelombang pendek sinar ultraviolet dengan radiasi yang mencukupi untuk membuat sengatan matahari dengan tingkatan yang berbeda.
Mereka membandingkan kulit kemerahan akibat terkena sinar dengan tanpa sinar. “Kemerahan tersebut adalah sebuah ukuran serentetan proses yang terjadi pada kulit yang rusak, termasuk kerusakan DNA,” kata Talalay.
Pada dosis yang tertinggi, ekstrak itu mengurangi kemerahan dan memar sampai rata-rata 37 persen.
Dampak ini bertahan lama, kata Talalay. ”Dua hari setelah percobaan kita hentikan, dampak itu masih tertinggal,” katanya.
Dampak yang terjadi pada relawan mempunyai variasi yang luas, berkisar dari 8 persen hing-ga 78 persen perlindungan, penyebabnya adalah perbedaan genetik.
“Apa yang telah kita buktikan adalah penting karena hal ini terjadi pada manusia,” lanjut Talalay. “Bagaimana seharusnya ini diterapkan pada manusia, itu membutuhkan kerja lebih lanjut.”
Ekstrak ini bisa jadi bermanfaat sebagai alat perlindungan melawan radiasi sinar ultraviolet, khususnya pada orang yang sistem kekebalannya hilang di mana kebanyakan dari mereka paling beresiko terkena penyakit kanker kulit, seperti pasien yang melakukan pencangkokan (transplantasi), kata Talalay. Tetapi ini tidak bisa menggantikan tabir matahari.
“Ini tidak dapat melindungi radiasi yang menembus ke dalam sel kulit” katanya.
Kanker kulit adalah kanker yang paling umum di Amerika, diderita lebih dari 1 juta orang Amerika setiap tahunnya, menurut Institut Kanker Nasional. Kanker kulit juga membunuh lebih dari 10.000 orang setiap tahun, mewakili kira-kita 4 persen dari kematian yang disebabkan oleh kanker.
sumber : www.kabarindonesia.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar